Daun wungu sudah lama dikenal untuk mengobati wasir atau ambeien. Namun, tak cuma itu khasiat yang dimiliki. Senyawa flavonoid dalam daun wungu mampu mengurangi pembengkakan atau peradangan. Daun wungu atau yang disebut juga daun ungu (Graptophyllum pictum [L.]Griff.) sering ditemukan tumbuh liar di pedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Asalnya dari Papua dan Polynesia.
Daun ini dapat ditemukan dari dataran
rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.250 dpl (di atas permukaan
laut). Tumbuh baik pada tempat terbuka yang terkena sinar matahari,
dengan iklim kering atau lembab.
Ciri menonjol tanaman yang juga sering disebut sebagai daun temen-temen
ini adalah permukaan daun berwarna ungu mengkilap dan berbau kurang
sedap. Daunnya berbentuk bulat telur dengan pangkal dan ujung daun
meruncing, sedangkan tulang daun menyirip.
Bentuk tanamannya adalah pohon kecil atau
perdu. Tanaman perdu ini bisa tumbuh dengan ketinggian antara 1,5
sampai 3 meter. Cabang dan ranting memenuhi batang tanaman ini.
Terdapat tiga jenis varietas tanaman daun
wungu. Varietas itu adalah daun berwarna ungu, daun berwarna hijau, dan
daun belang-belang putih. Namun, yang sering digunakan sebagai obat
adalah varietas yang berdaun ungu.
Pengembangbiakan tanaman yang oleh orang
Madura disebut sebagai daun karotong ini bisa dilakukan dengan biji atau
stek batang. Meski demikian, perkembangbiakan yang baik adalah dengan
stek batang.
Cara memeliharanya cukup mudah, yaitu cukup disiram dan dijaga kelembaban tanahnya. Jangan lupa pula untuk memberi pupuk dasar.
Meluruhkan Air Seni
Bagian tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat adalah bagian daun, kulit batang, dan bunga. Daunnya
mengandung flavonoid, alkaloid nontoksik, glikosid, steroid, saponin,
tanin, dan lendir.
Batangnya mengandung kalsium oksalat,
asam forlat, dan lemak. Kandungan zat tersebut mengakibatkan tanaman ini
bersifat diuretik atau meluruhkan kencing, mempercepat pemasakan bisul,
mempunyai pencahar yang memperlancar buang air besar (mild laxative),
dan melembutkan kulit (emolien).
Sifat pencahar pada daun ini hanya
bersifat ringan, artinya menjadikan tinja lunak tapi tidak sampai diare.
Ini disebabkan persentase kandungan lendir mencapai 35 persen.
Kandungan serat ini mampu membantu mengatasi dan mencegah penyakit wasir
dan sembelit.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit wasir. Ada faktor kehamilan, keturunan, dan kegemukan.
Hanya saja, faktor yang paling jelas
menyebabkan wasir adalah tinja terlampau keras sehingga menekan dubur
dan menggelembungkan pembuluh darah di dubur. Faktor ini bisa dicegah
dan diobati dengan minum ramuan daun wungu.
Kurangi Nyeri
Senyawa flavonoid dalam daun wungu
bersifat antiinflamasi, sehingga mampu mengurangi pembengkakan atau
peradangan yang disebabkan oleh wasir.
Sempat diceritakan juga oleh beberapa
orang bahwa daun wungu mampu mengobati penyakit wasir yang amat parah
alias keluar darah waktu buang air besar. Untuk memperoleh hasil
maksimal, penderita wasir harus meminum rebusan daun wungu secara
teratur, sehari satu gelas.
Rasa nyeri dan perdarahan juga bisa
dikurangi dengan rebusan daun ini. Namun, untuk melancarkan datang
bulan, khasiat tanaman ini terdapat pada bunganya.
Zat antinflamasi atau antiperadangan pada
tanaman ini bisa juga digunakan untuk menyembuhkan bengkak dan bisul.
Demikian juga untuk bengkak karena benturan dan bisul di payudara.
Penelitian di Universitas Kristen Widya
Mandala Surabaya pada tahun 1980 berhasil membuktikan bahwa daun wungu
berkhasiat mengatasi penyakit panas dalam. Kabar baik juga untuk
penderita varises karena ramuan daun wungu dapat membantu menghilangkan
varises yang cukup mengganggu penampilan.
Bahkan dari penelitian Dr. Sardjono Oerip
Santoso dan Dr. Sugiarto, seperti yang termuat dalam Majalah Trubus
no.361 edisi Desember 1999, dinyatakan bahwa rebusan daun wungu bisa
menghilangkan rasa nyeri dan perdarahan, baik yang dirasakan di dalam
atau di luar tubuh.
Ramuan Daun Wungu untuk Pengobatan
Melancarkan Haid
Siapkan 3 sendok makan bunga daun wungu yang sudah dikeringkan. Rebus dengan 3 gelas air hingga tinggal 1 gelas. Kemudian saring. Minum 3 hari menjelang haid.
Siapkan 3 sendok makan bunga daun wungu yang sudah dikeringkan. Rebus dengan 3 gelas air hingga tinggal 1 gelas. Kemudian saring. Minum 3 hari menjelang haid.
Sembelit
Daun wungu segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih. Tambahkan 2 gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah disaring, minum sekaligus.
Daun wungu segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih. Tambahkan 2 gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah disaring, minum sekaligus.
Melancarkan air seni
Siapkan 2 genggam daun wungu dan (tigaperempat) adas pulowaras. Tumbuk sampai halus. Oleskan pada bagian perut sampai di bawah pusar seperti menggunakan parem.
Siapkan 2 genggam daun wungu dan (tigaperempat) adas pulowaras. Tumbuk sampai halus. Oleskan pada bagian perut sampai di bawah pusar seperti menggunakan parem.
Ambeien
Siapkan 7 lembar daun wungu dan adas pulowaras. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Saring, minum sekali setiap pagi dengan teratur.
Siapkan 7 lembar daun wungu dan adas pulowaras. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Saring, minum sekali setiap pagi dengan teratur.
Reumatik/encok
Siapkan 2 genggam daun wungu, tumbuk sampai halus. Oleskan pada bagian persendian yang sakit. Lakukan hingga rasa sakit berkurang.
Siapkan 2 genggam daun wungu, tumbuk sampai halus. Oleskan pada bagian persendian yang sakit. Lakukan hingga rasa sakit berkurang.
Bisul
Siapkan 2 lembar daun wungu dan minyak kelapa 1 sendok teh. Olesi permukaan daun wungu dengan minyak kelapa, kemudian panggang di atas api. Dalam keadaan hangat, tempel pada bagian yang sakit (bisul).
Siapkan 2 lembar daun wungu dan minyak kelapa 1 sendok teh. Olesi permukaan daun wungu dengan minyak kelapa, kemudian panggang di atas api. Dalam keadaan hangat, tempel pada bagian yang sakit (bisul).
Semoga Bermanfaat...!!!
Sumber: KompasCybermedia, 30 Mei 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar